Aku terlahir dan Mati ditanah Indonesia
Dibalik kerisauan melihat air mata negeri,
Masih menyongsong senyum indah ibu pertiwi
Dibawah Sang Saka,
Hormatku akan darah perjuangan mereka
Sumpah setia ku untuk membela bangsa,
Kan ku Topang beban ku sebagai pemuda
Jerit-jerit itu masih terdengar,
Harapan dan tangisan kelaparan yang menggelegar
Wajah-wajah lusuh dipinggir jalan,
Terinjak injak, terjepit, dan terpukul dalam tangisan
Mana merdeka kami ? Mana merdeka kalian? mana merdeka mereka....?
Sang saka hanya menjadi saksi bisu, dan mata yang buta
Kita tetap saja miskin, tetap saja terjajah, dan terlunta-lunta tak berdaya
Kegelisahan, hanya kegelisahan yang datang membayang
Merasuki hidup, menutup mata, dan menyiksa batin dengan lantang
Bercanda, hanya bercanda dengan kotor nya malam , dengan terikya siang
Menjerit, teriak, menangis, mengharap ruang hidup yang lebih terang
Kita hidup di era kebisingan Politik,
Penuh sandiwara dan lagu lama yang menggelitik
Kepentingan pribadi yang membuat rakyat semakin terusik
Nafsu setan para pemimpin memaksa sang hidup yang tercekik
Dibawah Sang saka,
Aku hanya bisa berharap dan berdoa
Memapah kaki pincang negeri tercinta
Menutup luka dan sakit yang tercipta
Selamat hari kemerdekaan Indonesia ku tercinta,
Ghandi Mohammad
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan, segala kritikan dan saran akan saya terima dengan senang hati asalkan terhindar dari kata-kata yang mengandung unsur porno, sara, dan kata-kata yang tidak menyenangkan.