Derita Kuliah Di Universitas Negeri

Masuk ke Universitas Negeri tentunya menjadi impian sebagian besar orang. Selain biaya pendidikan yang sedikit lebih murah, dan terdapat banyak aliran dana beasiswa, universitas negeri biasanya juga menjadi perbandingan dalam penerimaan karyawan di suatu perusahaan. Namun yang namanya ingin sukses tentunya tidak selalu berjalan dengan mulus, ada hal-hal sulit yang harus kita hadapi dalam menjalani hidup. Begitu juga saat telah berhasil masuk ke Universitas Negeri. Berikut ini adalah apa yang saya rasakan setelah masuk ke salah satu universitas negeri :

Pertama, Jadwal Yang Berantakan
Jadwal di Universitas Negeri kerap kali tidak bersahabat dan terkesan berantakan, karena setiap harinya ada perbedaan jadwal yang harus di ikuti mahasiswa. Seperti yang saya rasakan , terkadang masuk mulai pukul 10.30 hinggal pukul 14.00 , pada hari tertentu jadwal masuk dimulai pukul 08.00 , bahkan ada yang hanya masuk pada pukul 5 sore. Untuk jadwal pulang paling cepat saya rasakan sekitar pukul 14.00 , dan lebih banyak pulang kesorean bahkan sampai menjelang maghrib. 

Saya tidak mengerti dengan sistem pembagian jadwal yang diberikan oleh Universitas, kare menurut saya jadwal-jadwal tersebut tidak efektif untuk menerima pembelajaran. Pulang hingga sore hari, terkadang jam-jam makan siang pun menjadi jadwal masuk perkuliahan. Apakah sistem seperti ini bisa dikatakan benar?

Kedua, Banyak Dosen Yang Sok Killer
Ini kenyataan, di Universitas Negeri itu banyak dosen yang sok killer, sok buat peraturan yang super ketat tanpa melihat sisi lain dari mahasiswa. Misalnya, ada salah seorang dosen yang hanya mengutamakan Nilai ujian akhir mahasiswa, tidak peduli sang mahasiswa rajin datang atau tidak, rajin mengerjakan tugas atau tidak, kalau tidak lulus diujian akhir tetap saja dikasih nili E. Ada juga dosen yang marah kalau mahasiswanya salah menjawab jika ditanya, dosen tersebut juga marah kalau pertanyaannya tidak dijawab. Menurut saya ini sistem pengajaran yang super stupid. Kalau mahasiswa nya salah jawab kok malah dimarahi, bukannya di beritahukan jawaban yang benar. 

Metode pembelajaran yang overprotective menurut saya tak akan membawa banyak keberhasilan dalam proses pembelajaran. Karena setiap manusia kan punya kapasitas yang berbeda-beda, seharusnya para dosen MENGINGAT HAL ITU.

Ada juga dosen yang menilai atas unsur like and dislike atau suka dan tidak suka. Contohnya teman saya yang seorang komisaris kelas, gara-gara smsnya saat menanyakan jadwal dianggap tidak sopan oleh si dosen, teman saya tersebut tidak diperbolehkan lagi menjadi komisaris di kelas tersebut bahkan unsur dislike ini berlanjut hingga teman saya mendapatkan nilai E dari si dosen.

Ketiga, Tidak bisa Kuliah sambil kerja
Hal ini juga berhubungan dengan jadwal, yang terkadang masuk pagi, terkadang masuk siang, terkadang sore, bahkan terkadang dari pagi hingga sore. Dengan pengaturan jadwal seperti ini tentunya para mahasiswa yang ingin hidup mandiri tidak dapat menjalankan kuliah sambil bekerja. Walaupun banyak yang mengatakan tidak efektif jika kuliah sambil bekerja, namun menurut saya orang yang bisa menjalankan kuliah sambil bekerja memiliki nilai plus tersendiri dalam hidupnya, karena selain memiliki ilmu dari perguruan tinggi, mereka yang kuliah sambil bekerja juga memiliki ilmu sekaligus pengalaman dari tempat mereka bekerja. Tentunya persentasi diterima di sebuah perusahaan ketika lulus itu lebih besar.

Keempat, Beberapa Dosen Malas Mengajar
Tidak semua sih, tapi setidaknya saya melihat setiap semester ada saja dosen yang malas datang. Yang lebih parah ada dosen yang tidak memberitahukan kepada mahasiswa di hari atau waktu sebelum nya apabila dosen tersebut tidak masuk . Sering kali saya dan kawan-kawan sekelas datang jauh-jauh dari rumah, tetapi sampai kampus hanya mendapatkan kabar bahwa dosen tidak masuk. Pastinya kesal kan, apalagi jarak rumah saya ke kampus itu sekitar 12 km atau paling cepat sekitar 40 menit saya kekampus, belum lagi jika terkena macet dijalanan, hujan, panas, sampai kampus ternyata dosen tidak datang, Tidak kah para dosen memikirkan itu?

Ya itu lah beberapa pengalaman pribadi saya di Universitas Negeri, mungkin ada lebih banyak lagi yang pernah anda rasakan. Namun ya mau tidak mau kita sebagai mahasiswa harus menerima hal tersebut demi kesuksesan  di masa depan. Setidaknya ini menjadi bahan koreksi bagi pemerintah. Karena metode pembelajaran yang di terapkan di Universitas Negeri sangat lah tidak efektif dalam membina calon-calon intelektual dan penerus bangsa yang baik.

Ghandi Biru

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan sopan, segala kritikan dan saran akan saya terima dengan senang hati asalkan terhindar dari kata-kata yang mengandung unsur porno, sara, dan kata-kata yang tidak menyenangkan.

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Instagram