Oleh : Ghandi Mohammad

Bagi kita para mahasiswa Universitas Negeri Medan, IAIN, AMir Hamzah Dan sekitarnya mungkin sudah tidak asing lagi dengan suasana angkot yang tidak beraturan di areal jalanan depan gerbang kampus. Namun tetap saja ada hal yang harus kita luruskan bersama mengenai transportasi di daerah sebab kerap kali meresahkan para pengguna jalan lainnya.

Bagaimana tidak, Para supir angkor di daerah tersebut menikkan dan menurunkan penumpang sesuka hatinya saja. Sering kali jika keluar dari gerbang utama Unimed , para supir angkot menunggu penumpang dengan memberhentikan angkotnya hingga separuh jarak jalan sehingga membuat jalanan macet dan tidak beraturan. Jujur saya juga termasuk salah satu orang yang kesal jika lewat di jalan tersebut, karena saya harus menunggu macetnya jalan seperti jalanan kota, pada hal macet bukan dikarenakan panjangnya antrian lampu merah, namun karena banyaknya angkot yang berhenti hingga di tengah jalan.

Selain itu, sepertinya tidak ada lagi rasa bersalah dan rasa malu yang dimiliki beberapa supir angkot. Coba saja bayangkan, tidak sedikit supir angkot yang marah jika pengguna jalan lainnya menyuruh mereka untuk lebih kepinggir, malah para supir angkot ini merasa mereka sudah benar (padahal ngetemnya di tengah jalan).

Ya Semoga saja pemerintah daerah setempat lebih memperhatikan hal kecil seperti ini. Sayang sekali, daerah Jl.Willem Iskandar tersebut terdapat banyak Universitas Unggul, namun keadaan jalanan yang rusak ditambah kurang tertibnya para supir angkot tentunya akan mengurangi nilai dari universitas-universitas tersebut. Apa gak malu ya pemerintah kota Medan dan Sekitanya ? Di Unimed itu udah lumayan banyak Warga Asing loh yang kuliah disana, tapi kondisi transportasi dan fasilitas di sekitaran Unimed sangat tidak layak dan begitu memalukan.