Tak ada gemuruh, bunyi-bunyian pun hampir tak terdengar. Hanya rangkaian melodi yang dilantunkan oleh sekumpulan jangkrik bak orkestra. Mungkin juga ada sedikit angin, yang suaranya mendayu-dayu. Senyap .... namun tetap tak terpejam...

Aku tak tahu apa ini. Kamu datang dan membawa risau di pikiran. "Kamu itu apa?" tanyaku dalam hati. Mengapa Tuhan mengirimkan ku bayang-bayangmu di setiap malam? Bukannya datang dengan sekumpulan cerita dan me "nina-bobokkan". Kau malah asik mengajakku bersenda gurau.

Kau tersenyum disana, diatas langit-langit kamar. Menarik tanganku dan berfatamorgana, bernostalgia dengan kegilaan-kegilaan yang pernah kita lakukan.

Pikiranku pun sudah kacau, mau saja dibuali oleh dirimu yang fiktif. "Sudahlah, malam telah larut. Aku ingin beristirahat," ucapku kepada hati. Namun ia tetap saja berontak, baginya rindu adalah suatu yang sakral. Tak boleh untuk dilewatkan. Mungkin ia hanya ingin mengingatkan. Jika ada waktu, luangkanlah untuk memikirkan. Tentang bagaimana hari-hari yang telah dilalui, dan puluhan cangkir kopi yang telah dihabiskan bersama.

Kamu, selalu ada diantara malam-malam yang tak pernah ku tinggalkan
Kamu adalah nada-nada Insomnia..

Ghandy November