Mendengar kabar ditetapkan nya Raffi Ahmad sebgai Tersangka oleh BNN atas kepemilikan barang-barang terlarang (narkotika) di  kediamannya, memicu banyak pro dan kontra. Saya menjadi tertarik untuk membahas permasalahan ini setelah berita ini terus bergulir di kampus saya setiap harinya tanpa ada topik lain yag menjadi pembicaraan utama.

Memang jika melihat kasus ini, ada beberapa kejanggalan yang saya dan mungkin anda rasakan juga. Pertama , saat BNN menyatakan telah 3 bulan menjadikan Rafi Ahmad sebagai target Operasi mereka. Namun seperti yang dikatakan oleh Pengacara Hotma Paris Hutapea bahwa BNN terlalu berlebihan jika mengintai selama 3 bulan namun hanya mendapatkan 2 linting ganja dan beberapa butir bahan yang di duga narkoba. "Kalau mau nyari 2 linting ganja dan beberapa butir narkoba, datang aja ke club malam, gak usah repot-repot mengintai selama 3 bulan" ucap Hotma dengan logat batak nya.

Selanjutnya Disebut kan oleh BNN bahwa pada tes yang terakhir Rafi Ahmad positif mengkonsumsi Khatilon yang merupakan zat baru dan sama sekali belum jelas peraturan nya di dalam Undang-Undang. 5 Teman Rafi yang lainnya juga dinyatakan positif menggunakan ganja dan khatilon tersebut , dan 1 orang dibebaskan karena dinyatakan negatif mengkonsumsi narkoba.

Yang menjadi permasalahan disini, Mengapa Rafi Ahmad di pindahkan ketahanan BNN sementara 5 teman nya yang juga positif menggunakan narkoba di berikan fasilitas rehabilitasi. Tentu ini menimbulkan spekulasi ditelinga publik . Apalagi zat khatilon yang di katakan sebagai turunan pertama atau sejenis dengan ekstasi itu belum ada aturan nya di dalam Undang-Undang. BNN mengelak dengan menyatakan bahwa zat tersebut mengandung bahan yang sam seperti ekstasi, hal itu yang di jadikan patokan oleh BNN.

Apa Sebenarnya Daun Khat tersebut?

Daun khat ini ternyata daun yang dijual bebas di negara timur tengah sama seperti sayuran lainnya. Di negara-negara Arab daun Khat di makan untuk menambah stamina tubuh, bukan sebagai bahan yang memabukkan dan membuat kecanduan. Dedaunan ini dimakan seperti sirih, dikunyah dan kemudian di buang ampas nya.

Dikutip dari Insert Investigasi sore tadi diwawancarai seorang warga di daerah puncak bogor mengenai daun khat tersebut yang ternyata disana tumbuhan tersebut juga ditanam dan dijadikan mata pencaharian bagi penduduk setempat . Menurut mereka, tumbuhan tersebut awalnya dibawa oleh para wisatawan dari timur tengah. Namun selanjutnya warga setempat membudidayakan tumbuhan khat tersebut setelah mereka ketahui bahwa tumbuhan tersebut memiliki harga jual yang tinggi. Satu kantung plastik kresek saja daun khat tersebut harganya bisa mencapai 300 ribu rupiah.

Para wisatawan dari timur tengah yang datang kesana pun mengatakan bahwa tumbuhan tersebut bermanfaat untuk menambah stamina, tidak untuk mabuk-mabukan. Dari Wikipedia diisebutkan bahwa Tumbuhan tersebut memang hanya sebagai penambah stamina, namun efek nya akan lebih terasa dan lebih kuat apabila tumbuhan ini diolah  secara kering, di buat tablet atau sebagainya. Mungkin hal ini lah yang menjadikan alasan BNN untuk menetapkan Rafi Ahmad sebagai tersangka.

Namun seharusnya BNN bisa menilai mana pemain baru dan pemain lama dalam kasus penggunaan narkoba ini. Bukan bermaksud berpihak kepada Rafi Ahmad, namun pandangan saya sebagai masyarakat akan kasuss ini sepertinya terlalu berlebihan seolah BNN mendapatkan prestasi yang luar biasa, Sehingga Rafi Ahmad harus di tahan.Ya semoga saja kasus ini diusut sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi, karena kebenaran pasti selalu bisa menemukan jalan keluarnya.