Belajar Dari Ayah

Melihat tingkah laku bocah kecil saat sholat Jumat di mesjid tadi, membangkitkan kembali memory indah masa kecil saya bersama ayah. Seperti anak tersebut, yang mungkin umur nya masih sekitar 4-5 tahun, terlihat mengikuti gerakan apapun yang dilakukan oleh ayah nya. Ketika ayah sang anak ruku' iya ikut ruku', ketika ayah nya sujud, ia pun ikud sujud.

Hal yang paling saya ingat ketika sholat ke mesjid bersama ayah saya adalah, waktu kecil saya sering di berikan uang pecahan dan ayah selalu menuntun saya untuk memasukkan uang tersebut ke kotak amal. Mungkin saat itu saya belum mengerti tentang infak dan sedekah, tapi dengan hal tersebut ayah telah mengajarkan saya untuk berbuat baik dan berbagi dengan sesama hingga terbawa sampai saat ini. Insya Allah saya tidak pernah lupa menyisihkan uang ribuan di kantong saya untuk dimasukkan di kotak amal ketika sholat.

Mungkin bukan hanya itu saja, banyak hal yang ayah lakukan secara tidak langsung mengajarkan saya kepada hal kebaikan. Misalnya ayah mengajarkan saya untuk tidak mengambil hak orang lain, tidak jadi orang yang pendendam, menjadi manusia pemaaf, dan bnyk pelajaran lainnya yang saya dapat dari ayah. Meski pun saya masih belum bisa menghilangkan sikap emosional saya, apalagi ketika seseorang mengambil dan mengganggu hal-hak hidup saya, sementara saya telah menerapkan pelajaran dari ayah untuk tidak mengambil hak orang lain.

Soal musik ? guru pertama saya juga ayah. Saya pertama kali minta dibelikan gitar waktu kelas dua SMP, saya minta gitar yang paling murah saat itu. Ayah memberi saya uang 120 rbu, dan saya membeli gitar seharga 100 ribu sementara sisanya saya tabung. Ketika gitar yang baru saya beli tadi saya bawa kerumah, ayah memerintahkan saya untuk memainkannya, saya hanya tersenyum dan berkata pada ayah bahwa saya belum bisa bermain gitar.

Ayah pun memainkan gitar saya dan menunjukkan kunci-kunci dasar dalam bermain gitar, ayah mengulang-ngulang kunci tersebut dan menggambarkan akor-akor tersebut dalam secarik kertas untuk saya pelajari. Saya pun mempelajarinya dengan serius setiap harinya , tidak sampai dua minggu saya sudah bisa bermain gitar tanpa rasa kaku.

Ayah juga yang mengajarkan ku menulis ?

Secara langsung mungkin tidak, ayah tidak pernah mengajarkan ku secara langsung mengenai tata bahasa, tata penulisan , dan kode etik jurnalistik Makanya banyak tulisan saya yang masih lari dari tata penulisan. Namun profesi ayah sebagai jurnalis,  mungkin telah mengalirkan darah jurnalis tersebut kepada saya. Meskipun tak sehabat ayah, saya sudah merasakan kenyamanan ketika menulis. Tulisan-tulisan ayah di koran dan dibuku sering saya baca sejak saya masih kecil, saya juga sempat terobsesi menjadi seorang penulis , meskipun saya belum menemukan pintu masuk saya untuk bergabung di dunia ini. Saya hanya punya blog yang sederhana ni untuk menulis.

Pesan yang paling penting bagi saya adalah, Orang tua merupakan media bagi sang anak untuk menjadi contoh di depan. Dan anak merupakan implementasi dari perilaku keseharian orang tua nya . Pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohon nya, tidak bisa kita sangkal kebenarannya. Kaarena tuhan tidak hanya menurunkan garis wajah yang mirip antara orang tua dan anak, namun juga perilaku yang menyerupai.




Ghandi Biru

1 comment:

Silahkan berkomentar dengan sopan, segala kritikan dan saran akan saya terima dengan senang hati asalkan terhindar dari kata-kata yang mengandung unsur porno, sara, dan kata-kata yang tidak menyenangkan.

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Instagram