Masih teringat jelas di kepala, bagaimana aku melewati masa kecil yang menyenangkan . Kehidupan yang tenteram dan tidak di bumbui oleh kegelisahan, apalagi kecemasan melihat lingkungan dan orang-orang sekitar. Aku belum paham betul apa itu "politik" apalagi tentang "cinta-cintaan", belum ada ketertarikan untuk menjadi seorang yang kritis, dan sudah tentu belum mampu untuk menyaring informasi yang ku dapat. Tapi masa itu begitu berbeda dengan situasi saat ini yang seolah gelap gulita, di tutupi informasi yang samar-samar.
Di zaman ini, bukan hanya sulit membedakan mana orang baik, dan mana orang jahat. Lebih dari itu, kita juga sulit membedakan siapa yang "benar" dan siapa yang "salah. Ini semacam virus yang sengaja disebarkan untuk merusak suatu bangsa, bahkan bagi ku ini lebih mengerikan dari sekedar narkoba ataupun pornografi. Negara ini sedang dalam bahaya !!
Media sosial, berawal dari sini. Saling menyapa, berbagi informasi, bahkan sebagai tempat mencari pasangan hidup. Namun seiring berjalannya waktu, sosial media bertransformasi menjadi suatu hal yang mengerikan. Menebar kebencian, saling hujat, hingga fitnah yang keji.
Masih teringat jelas kisah salah seorang komedian yang meninggal karena sakit. Sempat beredar isu Almarhum terkena "HIV", yang dikait kan dengan kehidupan pribadinya, semua di ramu menjadi satu dan di sebarkan di media sosial tanpa suatu bukti yang pasti, hoax atau fakta ?
Lalu bagaimana dengan seorang artis berinisial RA yang sudah menikah namun diisukan berselingkuh dengan ATT? apa pernah satu sumber beritapun yang menyertakan bukti foto ataupun video? bukan bermaksud membela, tapi sangat disayangkan jikalau berita itu tidak benar. Akan menjadi fitnah, dan merusak rumah tangga orang lain.
Hingga akhirnya pemilihan Gubernur di suatu kota, saat itu di buktikan melalui suatu sebuah video yang menyinggung agama lain hingga membuat gempar seantero negeri. Setelah itu bermunculan lah para pejuang-pejuang hoax, dari kubu masing-masing, mereka saling menyerang dengan berita yang mengada-ada sampai timbul lah konflik agama di negeri ini. Kita terpecah belah !
Bagaimana dengan berita seorang ulama berinisial HRS ? adakah dari kita yang bisa memberikan bukti bahwa chat sex yang dilakukannya adalah asli? Pihak Whatsapp saja mengaku sangat menjaga privasi penggunanya, chat akan dihapus permanen hingga beberapa waktu. Jikalau pun betul, lantas mengapa POLRI tidak dapat menyebut kan nama penyebar chat tersebut? Hoax atau fakta ?
Tulisan ini dibuat bukan untuk membela satu pihak manapun, ada banyak isu di negeri ini yang tidak disertakan bukti namun tersebar begitu saja menjadi konsumsi publik. Bodohnya, kita memakan isu itu mentah-mentah, entah karena di dasarkan kebencian terhadap satu pihak, atau karena memang kita gampang terpancing oleh isu, ikut-ikutan.
Saya yakin negara ini tidak lama lagi akan hancur dan terpecah belah, jikalau kita para penerus bangsa nya menerima dengan baik berita-berita yang penuh kebohongan tanpa di sertai bukti. Kita akan mudah percaya bahwa orang baik adalah jahat, dan orang jahat adalah baik.
Media sosial, berawal dari sini. Saling menyapa, berbagi informasi, bahkan sebagai tempat mencari pasangan hidup. Namun seiring berjalannya waktu, sosial media bertransformasi menjadi suatu hal yang mengerikan. Menebar kebencian, saling hujat, hingga fitnah yang keji.
Masih teringat jelas kisah salah seorang komedian yang meninggal karena sakit. Sempat beredar isu Almarhum terkena "HIV", yang dikait kan dengan kehidupan pribadinya, semua di ramu menjadi satu dan di sebarkan di media sosial tanpa suatu bukti yang pasti, hoax atau fakta ?
Lalu bagaimana dengan seorang artis berinisial RA yang sudah menikah namun diisukan berselingkuh dengan ATT? apa pernah satu sumber beritapun yang menyertakan bukti foto ataupun video? bukan bermaksud membela, tapi sangat disayangkan jikalau berita itu tidak benar. Akan menjadi fitnah, dan merusak rumah tangga orang lain.
Hingga akhirnya pemilihan Gubernur di suatu kota, saat itu di buktikan melalui suatu sebuah video yang menyinggung agama lain hingga membuat gempar seantero negeri. Setelah itu bermunculan lah para pejuang-pejuang hoax, dari kubu masing-masing, mereka saling menyerang dengan berita yang mengada-ada sampai timbul lah konflik agama di negeri ini. Kita terpecah belah !
Bagaimana dengan berita seorang ulama berinisial HRS ? adakah dari kita yang bisa memberikan bukti bahwa chat sex yang dilakukannya adalah asli? Pihak Whatsapp saja mengaku sangat menjaga privasi penggunanya, chat akan dihapus permanen hingga beberapa waktu. Jikalau pun betul, lantas mengapa POLRI tidak dapat menyebut kan nama penyebar chat tersebut? Hoax atau fakta ?
Tulisan ini dibuat bukan untuk membela satu pihak manapun, ada banyak isu di negeri ini yang tidak disertakan bukti namun tersebar begitu saja menjadi konsumsi publik. Bodohnya, kita memakan isu itu mentah-mentah, entah karena di dasarkan kebencian terhadap satu pihak, atau karena memang kita gampang terpancing oleh isu, ikut-ikutan.
Saya yakin negara ini tidak lama lagi akan hancur dan terpecah belah, jikalau kita para penerus bangsa nya menerima dengan baik berita-berita yang penuh kebohongan tanpa di sertai bukti. Kita akan mudah percaya bahwa orang baik adalah jahat, dan orang jahat adalah baik.