Korupsi , adalah  kata yang tak asing lagi di negeri ini. Korupsi adalah masa dimana seseorang lebih mementingkan kepentingan individu daripada kepentingan orang lain dengan jalan pintas. Atau bisa juga dikatakan korupsi adalah perbuatan mengambil hak orang lain. Itu sih bahasa halus nya, tapi menurut saya gak usah mengartikan kata korupsi dengan penjelasan-penjelasan yang panjang seperti itu. Lebih bagus kita mengartikan nya seperti ini , Korupsi adalah mencuri dan Koruptor adalah MALING.

Cukup simple dan sederhana kan? karna apa bedanya korupsi dengan mencuri? apa beda nya koruptor dengan maling? sama-sama mengambil hak orang lain dan merugikan orang lain. Hanya saja maling pada skala lebih kecil dan koruptor pada skala yang lebih besar. Dan saat beraksi maling mengenakan sarung sedangkan koruptor mengenakan jas mahal serta berdasi. Hanya skala dan penampilan yang membedakan mereka, namun perilaku tetap SAMA.

Di negeri ini (Indonesia), para penegak hukum kerap kali membedakan antara maling dan koruptor. Lihat saja jika ada maling, bahkan sekecil apapun, misalnya kayak kemarin ada berita tentang seseorang yang ketangkap tangan mencuri sebuah alpukat. Orang tersebut langsung dipukuli dan di geret ke dalam tahanan dan langsung dijatuhkan hukuman penjara (saya lupa berapa jumlah hukumannya). Tapi yang jelas pencuri buah tersebut ditindak secara langsung dan tanpa proses-proses yang panjang.

Beda hal nya dengan para koruptor , begitu ketangkap tangan mencuri uang rakyat, penegak hukum tidak bisa langsung menjatuhkan hukuman kepada si koruptor, padahal bukti dan saksi sudah kongkrit. Lalu mengapa harus menunggu waktu yang lama?? akhir nya lihat saja orang-orang gak berotak yang sudah mengambil uang rakyat tersebut, mereka pada lari ke luar negeri dengan alasan berobat. "BANGSAT" itu lah kata yang cocok buat para koruptor dan penegak hukum di negeri ini.

Kalau pun sikoruptor sudah bisa dijatuhkan hukuman, lihat saja tempat mereka di penjara. Kenapa penjara para koruptor harus dibedakan dengan MALING?? memiliki fasilitas layaknya sebuah hotel, seperti tempat tidur, kulkas,televisi dll. Hal ini menandakan bahwa penegakan hukum di Indonesia belum berdiri secara tegak dan belum dapat berlaku secara adil. Wong sama-sama nyuri kok diperlakukan berbeda. Padahal secara logika mereka para koruptor itu lebih banyak merugikan orang daripada maling-maling kelas teri. Tapi mengapa maling kelas teri lebih tersiksa daripada koruptor??? Ini lah negeri yang tak punya keadilan.

Uang, mungkin itu yang menjadikan para penegak hukum lebih mendewakan para koruptor. Lihat aja kasus si Gayus, dalam sel kok bisa jalan-jalan keluar negeri dan keluar kota. Sudah jelas itu atas izin orang dalam dan sudah terbukti bahwa gayus membayar semua orang-orang dalam sel yang punya kekuasaan untuk membiarkan nya pergi keluar kota dan keluar negeri. 

Ironis memang, tapi ini lah fakta yang terjadi di negeri ini. Kita rakyat biasa tidak bisa berbuat apa-apa selain protes terhadap waktu. Semua omongan dan kritikan yang kita keluarkan untuk membangun negeri ini agar menjadi lebih baik lagi, nyatanya hanya dianggap sampah bagi mereka para pemimpin negeri. Kita sudah muak dan bosan dengan keterpurukan di negeri ini yang ternyata disebabkan oleh para pemimpin dan penegak hukum. Wajar saja negeri ini tak maju-maju. Semua orang yang sudah mendapatkan jabatan penting, tidak lagi memikirkan  tanggung jawab, bagi mereka jika hak sudah terpenuhi maka tanggung jawab adalah urusan belakangan. Tidak ada lagi konstitusi atau lembaga hukum serta penegak hukum di negeri ini yang biasa dipercaya. Faktanya semua sudah rusak moral nya, mulai dari pucuk hingga akar negeri ini. 

Korupsi adalah penyakit menular yang paling berbahaya dan mewabah di negeri ini. Maka jika anda menjadi orang besar suatu saat nanti atau saat ini, penyakit yang harus anda waspadai adalah KORUPSI.