Hallo guys, balik lagi dengan aku Ghandy November . "Selo Kelen Di boncengan"
Yap, sebelumny aku mau bilang bahwa aku bukan lah seorang ahli dalam hal motovlog. Aku juga bukan motovlogger kondang dan terkenal, dan baru memulai konten motovlog ini pada bulan Juni 2016 lalu. Postingan aku kali ini hanya berupa pendapat atas dasar sedikit pengetahuan yang aku punya, dan video-video motovlog yang pernah aku tonton.
Mungkin banyak yang berfikir bahwa motovlog itu adalah vlog tentang Sepeda motor. Membahas tentang otomotif, tentang gear, helm dan sebagainya. Padahal motovlog menurutku bisa lebih luas dari itu.
Motovlog adalah kegiatan merekam video ketika sedang mengendarai sepeda motor. Vlog ini biasanya dilakukan menggunakan action camera yang di tempelkan di helm, atau biasa disebut dengan "mounting". Dan orang yang melakukan kegiatan itu disebut sebagai motovlogger.
Dari pengertian di atas tentunya kita bisa menyimpulkan bahwa video yang kita ambil bisa berupa apa saja, yang penting video tersebut diambil saat mengendarai motor. Misalnya bisa buat komedi di atas motor, bisa bahas politik, bisa bahas pengetahuan umum, dan banyak hal lainnya yang bisa dilakukan di dalam konten motovlog.
Nah lalu gimana mengenai konten motovlog yang dibawakan oleh Ghandy November? Aku sendiri awalnya membuat motovlog karena merasa miris melihat jalanan kota Medan yang hancur lebur. So, aku mengisi konten motovlog ku dengan berkeliling mengeksplorasi jalanan-jalanan mana saja yang berlubang . Selain itu, aku juga cukup sering menjelaskan tempat-tempat wisata yang ada di Medan dan Sumut. Bahkan banyak yang menyebut ku sebagai wartawan jalanan, bukan motovlogger. Terserah apapun itulah, bagiku selama yang kulakukan positif tak masalah orang mau berkata apa.
Ada satu jenis konten yang ternyata menarik perhatian subscriber. Yaitu ketika aku membuat episode "Kekginilah Medan" . Sebenarnya konten ini hanyalah bentuk lain dari Daily observasi yang biasa dilakukan oleh para motovlogger. namun bedanya, aku mengemasnya dengan komedi, dan menggunakan logat khas Medan.
Meskipun aku bukan orang Batak asli namun mamakku bermarga Munthe, aku juga bukan Melayu. Tapi bukan berarti logat ku ini dibuat-buat. Memang kayak ginilah cakapku sehari-hari. Karena aku sejak kecil memang sudah di Medan.
Selain karena aku nyaman menggunakan logat Medan yang memang kugunakan sehari-hari. Bagi ku logat Medan ini juga bisa menjadi ciri khas yang membedakan aku dengan motovlogger lainnya. Kalian bayangkan saat ini mungkin ada ratusan bahkan ribuan motovlogger di Indonesia. Rata-rata dari mereka membahas tentang motor. Dan kebanyakan menggunakan bahasa Jakarta, "Loe" dan "Gue".
Kalau saja aku ikut di arus yang sama, apakah mungkin aku bisa diterima oleh para penonton. Lebih baik mereka menonton Jodie Motovlog HD atau Harald Arkan yang jelas-jelas motornya lebih keren, lebih ganteng dan subscriber nya jauh lebih banyak. Untuk apa mereka menonton Ghandy November? Benar tidak?
Coba lihat IVW Motovlog dan Rider Senja. Apa yang membuat orang-orang menyukai mereka? Selain karena konten yang bagus, tentunya karena ciri khas yang mereka punya ,yaitu logat jawa nya. Aku gak bilang kalau ciri khas itu harus identik dengan logat atau bahasa. Tapi bisa dengan hal lainnya. Cara berbicara yang cepat dan terkesan sombong seperti Agung Hapsah, atau background video penuh warna seperti Aulion, Itu semua adalah ciri khas yang membedakan mereka dengan Creator lainnya.
Jadi, kalian sudah dapat kuncinya. Jadilah berbeda, konsisten, dan berpikir kreatif. Setiap orang bisa menyebut dirinya sebagai "motovlogger", tapi tidak semuanya bisa disebut sebagai "motovlogger". Butuh pembuktian lebih agar orang-orang bisa menyebut mu dengan sebutan itu. Bahkan akupun belum berani mengatakan kalau aku adalah seorang motovlogger, biar penonton yang menentukan aku layak disebut apa.Vlogger, Moovlogger, Travel Vlogger, or Anything.
Ghandy November
Yap, sebelumny aku mau bilang bahwa aku bukan lah seorang ahli dalam hal motovlog. Aku juga bukan motovlogger kondang dan terkenal, dan baru memulai konten motovlog ini pada bulan Juni 2016 lalu. Postingan aku kali ini hanya berupa pendapat atas dasar sedikit pengetahuan yang aku punya, dan video-video motovlog yang pernah aku tonton.
Mungkin banyak yang berfikir bahwa motovlog itu adalah vlog tentang Sepeda motor. Membahas tentang otomotif, tentang gear, helm dan sebagainya. Padahal motovlog menurutku bisa lebih luas dari itu.
Motovlog adalah kegiatan merekam video ketika sedang mengendarai sepeda motor. Vlog ini biasanya dilakukan menggunakan action camera yang di tempelkan di helm, atau biasa disebut dengan "mounting". Dan orang yang melakukan kegiatan itu disebut sebagai motovlogger.
Dari pengertian di atas tentunya kita bisa menyimpulkan bahwa video yang kita ambil bisa berupa apa saja, yang penting video tersebut diambil saat mengendarai motor. Misalnya bisa buat komedi di atas motor, bisa bahas politik, bisa bahas pengetahuan umum, dan banyak hal lainnya yang bisa dilakukan di dalam konten motovlog.
Nah lalu gimana mengenai konten motovlog yang dibawakan oleh Ghandy November? Aku sendiri awalnya membuat motovlog karena merasa miris melihat jalanan kota Medan yang hancur lebur. So, aku mengisi konten motovlog ku dengan berkeliling mengeksplorasi jalanan-jalanan mana saja yang berlubang . Selain itu, aku juga cukup sering menjelaskan tempat-tempat wisata yang ada di Medan dan Sumut. Bahkan banyak yang menyebut ku sebagai wartawan jalanan, bukan motovlogger. Terserah apapun itulah, bagiku selama yang kulakukan positif tak masalah orang mau berkata apa.
Ada satu jenis konten yang ternyata menarik perhatian subscriber. Yaitu ketika aku membuat episode "Kekginilah Medan" . Sebenarnya konten ini hanyalah bentuk lain dari Daily observasi yang biasa dilakukan oleh para motovlogger. namun bedanya, aku mengemasnya dengan komedi, dan menggunakan logat khas Medan.
Meskipun aku bukan orang Batak asli namun mamakku bermarga Munthe, aku juga bukan Melayu. Tapi bukan berarti logat ku ini dibuat-buat. Memang kayak ginilah cakapku sehari-hari. Karena aku sejak kecil memang sudah di Medan.
Selain karena aku nyaman menggunakan logat Medan yang memang kugunakan sehari-hari. Bagi ku logat Medan ini juga bisa menjadi ciri khas yang membedakan aku dengan motovlogger lainnya. Kalian bayangkan saat ini mungkin ada ratusan bahkan ribuan motovlogger di Indonesia. Rata-rata dari mereka membahas tentang motor. Dan kebanyakan menggunakan bahasa Jakarta, "Loe" dan "Gue".
Kalau saja aku ikut di arus yang sama, apakah mungkin aku bisa diterima oleh para penonton. Lebih baik mereka menonton Jodie Motovlog HD atau Harald Arkan yang jelas-jelas motornya lebih keren, lebih ganteng dan subscriber nya jauh lebih banyak. Untuk apa mereka menonton Ghandy November? Benar tidak?
Coba lihat IVW Motovlog dan Rider Senja. Apa yang membuat orang-orang menyukai mereka? Selain karena konten yang bagus, tentunya karena ciri khas yang mereka punya ,yaitu logat jawa nya. Aku gak bilang kalau ciri khas itu harus identik dengan logat atau bahasa. Tapi bisa dengan hal lainnya. Cara berbicara yang cepat dan terkesan sombong seperti Agung Hapsah, atau background video penuh warna seperti Aulion, Itu semua adalah ciri khas yang membedakan mereka dengan Creator lainnya.
Jadi, kalian sudah dapat kuncinya. Jadilah berbeda, konsisten, dan berpikir kreatif. Setiap orang bisa menyebut dirinya sebagai "motovlogger", tapi tidak semuanya bisa disebut sebagai "motovlogger". Butuh pembuktian lebih agar orang-orang bisa menyebut mu dengan sebutan itu. Bahkan akupun belum berani mengatakan kalau aku adalah seorang motovlogger, biar penonton yang menentukan aku layak disebut apa.Vlogger, Moovlogger, Travel Vlogger, or Anything.
Ghandy November