Hari itu genap seminggu Aldi putus dengan mantan kekasih nya, Resti. Tentu saja kesedihan masih menyelimuti dan menyisakan luka dihatinya. Sulit bagi Aldi untuk melupakan mantan kekasihnya itu, begitu banyak pengorbanan yang ia berikan, bahkan Aldi rela untuk di duakan agar tetap mendapatkan cinta dari Resti . Resti adalah kakak kelas Aldi di sekolahnya, entah mengapa sejak Aldi bertemu dengan Resti, pikiran Aldi seolah terpusat oleh Resti.
Banyak cara Aldi untuk melupakan Resti, bahkan untuk mendekati wanita lain pun telah dilakukan oleh Aldi. Namun tidak ada satu wanita pun yang bisa menggantikan tempat Resti di hatinya. Aldi hampir berputus asa dan tidak tau apa yang harus ia lakukan selanjutnya, disatu sisi Resti yang masih ia cintai masih saja memberikan harapan pada Aldi, disisi lain Aldi telah sakit hati dengan apa yang telah dilakukan Resti pada dirinya.
Hari terus berlalu, bayangan dan harapan-harapan kosong itu tetap saja membekas difikiran Aldi. Padahal saat itu banyak wanita yang berusaha mendekati Aldi dan mencoba mengisi kekosongan hatinya, namun Aldi tidak juga menemukan wanita yang pas untuk dirinya. Hingga suatu hari di ruangan kelasnya disaat Aldi termenung memikirkan Resti, tanpa sengaja mata Aldi tertuju pada seorang wanita yang sedang duduk di barisan sebelah kanan Aldi. Wanita tersebut adalah teman sekelas Aldi, ia bernama Nadya. Sudah satu semester Aldi sekelas dengan Nadya, tapi baru kali ini Aldi merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat Nadya. Aldi seakan terpesona melihat Nadya yang sedang tersenyum saat itu, mata Aldi tak henti-hentinya menatap gadis manis itu.
"Woii..!! ngelamun aj loe?" Ucap Roy keras hingga mengejutkan Aldi. Roy adalah teman sebangku Aldi dan merupakan teman dekatnya disekolah, hampir setiap saat mereka bersama-sama disekolah. "Ganggu aja sih loe, gak bisa ngelihat teman senang" , ucap Aldi kesal. Sambil tertawa Roy pun berkata, " hahaha, sori kawan, emangnya loe lagi senang ngapain sih?". "Nanti loe juga tau sendiri', Aldi pun sambil tersenyum langsung meninggalkan Roy. "Udah gila ni anak kali yee? kemarin galau, nah sekarang udah senyum-senyum gak jelas gitu " , ucap Roy yang bingung melihat tingkah laku Aldi.
Memory buruk di fikiran Aldi seakan terhapus dengan sendirinya dan tergantikan dengan bayangan Nadya si gadis manis. Ia merasa ada yang berbeda setiap kali bertemu dengan Nadya, mungkin ini saatnya bagi Aldi untuk membuka hati nya dan melupakan Resti. Sejak saat itu Aldi memberanikan diri untuk mendekati Nadya tanpa ada satu orang pun yang tau bahwa Aldi memiliki rasa dengan Nadya. Aldi emang udah satu semester sekelas bareng Nadya, tapi Aldi gak pernah sekalipun berbicara dengan nya. Wajar saja seperti itu, karena Aldi dan Nadya memiliki satu kesamaan, yaitu sifat kalem dan gak gampang terbuka dengan orang lain. Aldi berfikiran bahwa Nadya adalah cewek yang sombong, hingga ia pun sedikit takut untuk mendekati Nadya saat itu.
Namun demi misinya untuk mencari seseorang yang cocok untuk menempati hati nya, Aldi tetap berusaha untuk mendekati Nadya setiap kali ada kesempatan. Suatu hari Aldi sedang berdiri di depan pintu kelas, saat itu ia pun melihat Nadya yang sedang berjalan bersama teman nya menuju kelas. Aldi langsung stay cool dan menjalankan aksinya saat Nadya mendekat. Aldi yang saat itu sedang berdiri di depan pintu pun menghalangi Nadya yang ingin masuk ke kelas. Nadya hanya tersenyum dan berkata " minggir dong, "aku mau lewat". Aldi pun hanya bisa membalas senyum Nadya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Aldi seakan melayang-layang dan jantung nya berdetak lebih cepat. Kejadian di hari itu ternyata semakin menambah kepercayaan diri Aldi untuk mendekati Nadya. Di kelas Aldi hampir setiap waktu menggoda Nadya dan sesekali berbicara dengan Nadya.
Satu minggu berlalu, Aldi merasa sudah saat nya ia menyatakan perasaannya pada Nadya. Aldi berencana mengajak Nadya dinner di malam minggu dan menyatakan cintanya pada Nadya. Hari itu masih hari rabu, masih ada waktu empat hari lagi bagi Aldi untuk mempersiapkan dirinya. Pada hari tersebut Aldi bercerita kepada Roy sahabat nya, perihal kedekatan nya dengan Nadya. "Roy, gue mau cerita sama loe" , ucap Aldi sambil berbisik, " Gue mau nembak Nadya malam minggu ntar, gimana menurut loe?" . Entah mengapa Roy tertawa mendengar ucapan Aldi, dan menjawab dengan santainya, " Loe Telat bro". "Maksud loe apa? dia udah punya pacar?", tanya Aldi risau. "Iya, gue dan dia udah jadian dua hari yang lalu", ucap Roy. Aldi yang tampak panik , sedikit meninggikan suaranya dan berkata, " Loe becanda kan? , kenapa loe gak bilang sama gue? ". "Gue serius, kalo loe gak percaya lihat di jari Nadya, dia pake cincin yang persis kayak yang gue pake. Dan itu cincin dari gue tau". "Lagian loe gak pernah cerita ke gue kan kalo loe suka sama dia?" , sambung roy lagi.
Aldi pun diam-diam memperhatikan jemari Nadya dan benar saja ia melihat cincin yang sama seperti yang Roy pakai saat itu. Pikiran Aldi semakin kacau setelah melihat kenyataan pahati di hari itu, ia merasa usaha nya selama ini sia-sia. Akan tetapi Aldi tampaknya belum menyerah , malam itu juga Aldi mencoba berbicara dengan Nadya lewat telefon untuk lebih meyakinkan dirinya akan perkataan roy.
"Halo Nad, Sory ganggu malam-malam.", ucap Aldi.Suara lembut nadya pun menjawab telefon Aldi dengan pelan, " Iya gak apa-apa kok, tumben nih kamu nelfon, ada apa Al ?". "Hmm , aku cuma pengen ngobrol aja sama kamu nad, kamu lagi ngapain nih?', ucap Aldi lagi . Percakapan basa basi itu pun terus berlanjut, hingga akhirnya Aldi samapai pada tujuan utamanya. "Oh ya Nad, Selamat ya kamu udah jadian sama si Roy", Ucap Aldi yang seolah mempercayai perkataan Roy. Nadya tampak bingung dan menjawab, " Apa kamu bilang Al, aku sama Roy jadian? Sejak kapan?". "Iya, Roy yang bilang ke aku. Dia bilang dia yang ngasih kamu cincin sebagai tanda cintanya ke kamu". Nadya yang merasa lucu dengan pertanyaan Aldi pun menjawab, "haha, ini cincin udah lama aku beli sendiri Al, dan aku gak punya hubungan apapu dengan Roy selain teman". "Sial, kayaknya aku dikerjain nih sama si Roy", Ucap Aldi geram. Nadya pun hanya bisa tertawa kecil mendengar Aldi yang sedang kesal.
Mendengar pernyataan Nadya tadi, Aldi sedikit merasa lega. Aldi berfikir bahwa ia masih punya kesempatan untuk mendapatkan Nadya. Lebih jauh dari itu, ternyata Aldi takut dirinya di dahului oleh roy ataupun cowok-cowok lain. Tanpa berfikir panjang dan tanpa persiapan sebelumnya, Aldi pun menyatakan cinta nya kepada Nadya lewat telefon. Rencana Aldi untuk menembak Nadya dengan suasana dinner yang romantis pun pupus, sebab Aldi sangat takut kehilangan Nadya.
"Sebenarnya aku sayang sama kamu Nad, aku merasa kamu orang yang tepat untuk menempati kekosongan hatiku saat ini", "kamu mau kan jadi pacar aku?" , tanya Aldi dengan suara ringan dan melas. Disisi lain Nadya yang kaget atas pernyataan Aldi, hanya bisa menjawab singkat dan sedikit dingin, " Yaudah , kita jalani aja dulu ya". Tampak belum yakin dengan jawaban Nadya, Aldi kembali bertanya ," Jadi sekarang kita udah jadian dong?". "Iya", jawab Nadya singkat. "Makasih ya Nad kamu udah mau terima aku, aku janji gak bakal menyia-nyiakan kamu", ucap Aldi yang tampak kegirangan akan momen indah hari itu. Aldi yang hanya berbicara lewat telefon pun tak tau bahwa ekspresi wajah Nadya saat itu pun sangat bahagia akan moment itu.
Sungguh hari itu bukanlah hari dan tanggal yang ditentukan oleh Aldi. Hari itu tepatnya tanggal 26 November 2008 seperti menjadi tanggal terindah bagi Aldi meskipun tidak pernah ia rencanakan sebelumnya. Semakin hari Aldi dan Nadya tampak semakin dekat, cinta mereka pun semakin kuat satu sama lainnya. Bahkan mereka tetap setia hingga mereka menyelesaikan pendidikan mereka di SMA. Mungkin kah Nadya akan menjadi orang yang tepat dan menjadi yang terakhir bagi Aldi? Apakah mereka bisa hidup bahagia bersama untuk selamanya ? Bersambung