Aku berdiri disamping mu? Ya, aku memang disampingmu...
Bercengkrama, canda tawa, dan membiarkan jiwa kita menyatu
Aku berjalan dibelakangmu? tentu aku dibelakangmu...
Selayaknya teman yang menuntun mu untuk maju, hangat, dan selalu hangat sapaan aura ku
Kau bercerita tentang kita. Muda....beda.... dan berbahaya.....
Kau rangkul aku di depan mereka, berkata-kata dan menakuti hari-hari mereka
Kau tunjukkan sikapmu yang bersahaja
Suaramu yang lantang dan membabi buta, Darrr,,Darr...Darrr
Kau meledak-ledak kawan.....
Kata mu kita satu, kita sebaris,
Terbentur oleh apapun takkan pernah terkikis
Dengan semangat pemuda yang pantang meringis
Kau perlihatkan tatapan mata yang keji, tatapan mata yang sinis...
Halilintar....
Semangat mu saat itu seperti Halilintar...
Pujian hangat, membangkitkanku, membangunkanku, dan membuat ku terbang tinggi...
Kau Goncangkan hidup ini kawan, seolah kau lah jiwa penyelamat yang siap setia disampingku..
Namun bangkai tetaplah bangkai, racun tetaplah racun...
Yang kau simpan di dasar laut dan kau tanam di tanah-tanah itu, di hati busuk mu..
Tetaplah tercium baunya dan menyakitkan kawan...
Saat mereka kita tersenyum dan sadar bahwa kau adalah bagian dari mereka,
Saat mereka menjadikan mu seorang penjilat dan pecundang...
Yang takut akan gelap, gelisah diantara malam, dan meringis tertusuk dosa...
Lihat..... Lihatlah kearah ku wahai pecundang....
Apa yang bisa merubahku? siapa yang bisa merubah ku??
Apa yang kau takutkan? siapa yang kau takutkan?
Memberontak untuk kebenaran adalah hal yang lebih mulia bagiku,
Tidak sepertimu yang menjilat petinggi-petinggi itu dan mempecundangi cakar-cakar hidupmu...
Kau tak lagi bertaring kawan, meski belangmu tampak jelas dimataku..
Kau tak lagi punya nyali untuk meraung, mencakar, dan hanya bisa berlari...
Lari lah kehutan mu, lari lah secepat mungkin, karna cepat atau lambat mereka juga akan memakanmu....
Bercengkrama, canda tawa, dan membiarkan jiwa kita menyatu
Aku berjalan dibelakangmu? tentu aku dibelakangmu...
Selayaknya teman yang menuntun mu untuk maju, hangat, dan selalu hangat sapaan aura ku
Kau bercerita tentang kita. Muda....beda.... dan berbahaya.....
Kau rangkul aku di depan mereka, berkata-kata dan menakuti hari-hari mereka
Kau tunjukkan sikapmu yang bersahaja
Suaramu yang lantang dan membabi buta, Darrr,,Darr...Darrr
Kau meledak-ledak kawan.....
Kata mu kita satu, kita sebaris,
Terbentur oleh apapun takkan pernah terkikis
Dengan semangat pemuda yang pantang meringis
Kau perlihatkan tatapan mata yang keji, tatapan mata yang sinis...
Halilintar....
Semangat mu saat itu seperti Halilintar...
Pujian hangat, membangkitkanku, membangunkanku, dan membuat ku terbang tinggi...
Kau Goncangkan hidup ini kawan, seolah kau lah jiwa penyelamat yang siap setia disampingku..
Namun bangkai tetaplah bangkai, racun tetaplah racun...
Yang kau simpan di dasar laut dan kau tanam di tanah-tanah itu, di hati busuk mu..
Tetaplah tercium baunya dan menyakitkan kawan...
Saat mereka kita tersenyum dan sadar bahwa kau adalah bagian dari mereka,
Saat mereka menjadikan mu seorang penjilat dan pecundang...
Yang takut akan gelap, gelisah diantara malam, dan meringis tertusuk dosa...
Lihat..... Lihatlah kearah ku wahai pecundang....
Apa yang bisa merubahku? siapa yang bisa merubah ku??
Apa yang kau takutkan? siapa yang kau takutkan?
Memberontak untuk kebenaran adalah hal yang lebih mulia bagiku,
Tidak sepertimu yang menjilat petinggi-petinggi itu dan mempecundangi cakar-cakar hidupmu...
Kau tak lagi bertaring kawan, meski belangmu tampak jelas dimataku..
Kau tak lagi punya nyali untuk meraung, mencakar, dan hanya bisa berlari...
Lari lah kehutan mu, lari lah secepat mungkin, karna cepat atau lambat mereka juga akan memakanmu....
Ghandi Mohammad