Baca Kisah Sebelum nya....
Khayalan indah terus menghampiri Vino, harapan nya untuk mendapatkan Ratna sang gadis pujaan hati, kini terwujud dan membuat nya bahagia. Hari-hari yang Vino lalui tampak lebih ceria dan penuh kebahagiaan. Seiring jalannya waktu, semakin banyak pula teman-teman disekolah nya yang tau kalau Vino jadian dengan Ratna. Setiap berjalan melintasi sudut sekolah,dimana pun ia berada, pasti ada saja yang meledek nya dengan candaan. Namun tetap saja ada pro dan kontra dalam perjalanan cinta Vino kali ini, sebagian orang menganggap Vino lelaki gentle yang mampu menaklukkan hati Ratna (kakak kelas nya). Namun sebagian nya lagi menganggap dirinya adalah perusak hubungan Ratna dan Irfan.
Vino tidak pernah peduli dengan apa yang dikatakan orang-orang disekitar nya, baginya ini adalah hidup nya dan dirinya lah yang menjalani semua ini. Bahkan hubungan Vino dan Ratna tampak semakin mesra, setiap hari pulang berdua, sering jalan bareng dan semakin membuat orang-orang iri akan hubungan mereka. Hanya canda dan tawa yang selalu menemani kedua pasangan ini.
Suatu hari saat dirumah Ratna, sambil memeluk Ratna mesra mereka berdua berfikir untuk menemukan nama yang cocok untuk menjadi panggilan kasih sayang. Saat itu yang terpikir hanya lah panggilan Papa dan Mama, Ratna memanggil Vino dengan sebutan Papa dan Vino memanggil Ratna dengan sebutan mama. Panggilan ini semakin terbiasa mereka ucapkan setiap harinya, bahkan didepan teman-teman nya pun mereka tidak canggung lagi. Namun suatu hari Ratna menambah panggilan mesranya pada Vino dengan kata Badut. Ya..Ratna sering memanggil Vino dengan sebutan Papa Badut karena menganggap pacarnya (Vino) adalah orang yang lucu. Vino yang juga merasa bahwa itu adalah panggilan kasih sayang dari Ratna, menerima nya dengan senang hati.
Tiga bulan telah bersama, hubungan mereka terlihat berjalan dengan baik-baik saja. Vino sempat menanyakan sesuatu yang menyangkut hal yang serius dalam hubungan mereka dan masa lalu Ratna "Ma, tolong jawab jujur, apakah benar dihatimu hanya ada aku??" tanya Vino sambil menatap mata Ratna. Ratna menjawab perlahan "Iya Papa Badut ku sayang, dihati ku cuma ada kamu". "Kamu yakin tidak ada lagi nama Irfan (mantan kamu itu ) di dalam hati mu?" tanya Vino lagi. "Aku yakin pa,saat ini aku hanya sayang sama kamu dan untuk seterus nya", Jawab ratna sambil memeluk Vino dengan penuh cinta. Malam yang di penuhi kemesraan itu terasa semakin lengkap dengan turun nya hujan. Sepasang kekasih yang saling mencinta ini terlihat semakin mesra memadu cinta dan kasih mereka.
Namun hubungan yang mereka lalui tidak selalu berjalan mulus dan tanpa masalah. Bahkan Vino sempat mendengar kabar bahwa Ratna telah kembali ke pelukan mantan nya, terdengar kabar bahwa Ratna menduakan Vino. Vino tidak percaya begitu saja dengan perkataan orang sekitar nya, ia mencoba mencari informasi yang lebih jelas. Hingga suatu hari Vino bertanya pada sahabat nya (Razi), "Zi, gw dengar kabar gak enak nih tentang Ratna. Lu kan juga sahabat dekatnya, pasti lu tau dong tentang semua ini. Tolong lu jawab jujur Zi, apa benar Ratna udah balikan dengan Irfan?". Razi terlihat terkejut dan merasa kasihan dengan sahabat nya itu, dengan suara pelan Razi pun menjawab, "sebenarnya gw berat ngejawab ini semua Vin". Vino langsung memotong pembicaraan Razi,"Kenapa Zi? udah deh jawab jujur aja,gw udah gak tau lagi harus nanya ke siapa akan masalah ini". "Oke Vin,gw akan jawab. Apa yang lu dengar dari orang-orang,semua itu benar, gw juga udah lama tau hal itu, tapi gw gak tega ngasih tau nya ke lu Vin, karna Gw tau kalo lu tu sayang banget sama dia", jawab Razi dengan muka melas. "Arghh... gak mungkin..gak mungkin, gw tau dan gw yakin kalo Ratna itu juga sayng banget sama dia,dia gak mungkin ngekhianati gw", Vino terlihat kecewa dan seakan tak percaya akan pernyataan sahabat nya itu. Sambil mengelus-ngelus pundak Vino, Razi mencoba menenagkan hati Vino dan berkata, "Sabar Vin,gw tau berat bagi lu neima kenyataan ini. Lu boleh percaya atau enggak akan omongan gw tadi, tapi gw harap lu bisa nemuin kebenaran itu dengan mata dan kepala lu sendiri".
Vino menjalani permasalahan ini dengan sabar, benar kata sahabat nya Razi bahwa dia harus menemukan kebenaran itu dengan mata dan kepalanya sendiri. Sebab menanyakan hal ini kepada siapapun termasuk Ratna, tidak akan menemukan jawaban yang sebenarnya. Vino tetap melalui hari-hari nya seperti biasa, tidak ada perubahan sikap yang muncul pada diri Vino meski hatinya sedang gusar mencari kebenaran akan permasalahan yang sedang ia hadapi. Waktu terus berlalu namun Vino belum juga menemukan kejanggalan atau pun perubahan sikap dari diri Ratna, ia hanya bisa berharap suatu hari tuhan dapat menunjukkan kebenaran itu di depan matanya.
Suatu hari Vino pulang lebih lama dari biasanya karena ia harus mengikuti les tambahan di sekolah. Saat itu Vino menelfon Ratna dan mengatakan bahwa ia tidak bisa mengantar Ratna pulang hari ini. Masih dengan panggilan mesra Ratna menjawab telfon Vino dengan santai dan mengatakan ia akan pulang bersama teman nya. Tanpa rasa curiga Vino pun memberikan kepercayaan sepenuhnya pada Ratna dan berharap Ratna tidak akan mengecewakan nya.
Saat itu Vino mengikuti pelajaran tambahan di lab komputer dengan baik, namun beberapa saat setelah itu entah mengapa tiba-tiba Vino membuka gorden jendela lab dan meliat di sudut aula Ratna sedang berduaan dengan Irfan dan belum pulang kerumah nya. Vino tampak panik dan tidak lagi fokus terhadap pelajaran, ia berharap pelajaran hari itu cepat usai agar ia dapa menemui Ratna dan minta penjelasan.
Satu jam les tambahan berlangsung, akhir nya tepat pula tiga siang pembelajaran pun selesai. VIno langsung bergegas pulang. Ia melihat Ratna dan Irfan tidak lagi ada di depan aula, Vino yang panik langsung menelfon Ratna. "Hallo Ratna, kamu lagi dimana sekarang?? " , Ratna pun terlihat kaget dan menjawab terbata-bata, "i..ini ma..ma baru aja mau pulang pa". Vino tampak semakin kesal, karena Ratna tidak menepati janji nya untuk tidak pulang terlalu lama, "Bukan nya tadi kamu bilang kamu udah pulang? sama siapa sekarang??". "Masih dengan sikap panik Ratna pun menjawab lagi " Mama pulang ..sama.... sama temen pa". Tanpa Ratna sadari ternyata Vino dengan mengendarai sepeda motor nya, telah mengikuti Ratna dan Irfan dari belakang. Vino melihat Ratna pulang berduaan dengan Irfan. Dengan perasaan sedih,kecewa dan terluka yang bercampur aduk menjadi satu Vino langsung saja menghampiri mereka berdua. "Oh..jadi ini yang namanya teman?? dasar pembohong kamu Rat..", tanpa basa-basi Vino menancap gas motor nya sambil memikirkan kesedihan yang ia alami.
Ratna berusaha menelfon Vino untuk menjelaskan hal itu kepada nya, Vino yag sedang larut dalam kesedihan dan sedang mengendarai motor, tak menghiraukan suara yang keluar dari telepon genggam nya. Sampai ia tiba di rumah dan ber baring di tempat tidur sembari memikirkan kesedihan yang ia alami hari itu. Sesaat setelah itu terdengar suara pesan masuk dari Handphone Vino yang isi nya adalah permintaan maaf dan penjelasan Ratna akan kejadian tadi.
" Vino, aku minta maaf. Semua gak seperti yang kamu lihat vin.
Aku dan Irfan udah gak ada hubungan apa-apa lagi, kamu cuma
salah paham aja "
Vino tidak lagi mempercayai omongan Ratna , baginya Ratna telah menyia-nyiakan dirinya dan menganggap ia hanya sebuah boneka yang bisa di permainkan. Dengan perasaan yang berat, terpaksa Vino memutuskan hubungan nya dengan Ratna.
" Sudahlah Ratna, kamu gak usah membohongi ku lagi. aku sudah tau semua nya. Semua orang di sekolah juga sudah tau akan berita ini. Aku sadar selama ini aku hanya lah jadi pelarian bagi mu, di matamu aku hanyalah seorang "Badut" yang bisa engkau tertawakan dan menjadi bahan lelucon bagi mu. Dengan berat hati aku harus mengakhiri hubungan ini. Aku cuma ingin kau tau satu hal, bahwa didalam hati ku, aku sangat mencintaimu Ratna. Memang sulit bagiku untuk melepasmu apalagi untuk melupakan mu, tapi aku tau didalam hati mu hanya ada Irfan, bukan aku. Makasih akan hari-hari indah yang pernah kita lalui bersama, dan makasih atas semua kebohongan mu. Aku hanya ingin menjadi pacar mu, bukan badut mu".
Ghandi Mohammad